"Keteguhan hati seorang ibu, perjuangan dari titik nol, dan kekuatan harapan".
... "Langit untuk Laila" adalah kisah menyentuh tentang perjuangan seorang ibu, -- sebut saja bernama Siti, perempuan berusia 35 tahun yang tiba-tiba ditinggalkan suaminya tanpa pesan. Hidup berdua dengan anak semata wayangnya, Laila yang baru berusia 3 tahun, Siti harus bertahan di tengah keterbatasan dan keputusasaan di kota yang tak ramah.
Cerita dimulai saat Siti hidup di sebuah kontrakan kecil di pinggiran kota. Ketika uang habis dan hutang menumpuk, ia terpaksa mengemis sambil menggendong Laila. Malu, marah, dan kecewa menjadi warna hari-harinya. Jalanan bukanlah tempat yang ramah bagi seorang ibu dan anak kecil. Siti kerap dihardik dan diabaikan, sementara Laila jatuh sakit karena kurang gizi dan lingkungan kotor. Siti berusaha mencari pekerjaan, namun ijazah dan keterampilan yang minim menjadi penghalang besar.
Namun, harapan tak sepenuhnya padam. Di tengah penderitaan, Siti bertemu Bu Rina, pemilik warung makan sederhana yang iba melihat perjuangannya. Ia diberi kesempatan bekerja mencuci piring. Meski gajinya kecil, pekerjaan itu memberi nafas baru bagi Siti dan Laila. Tapi kehidupan tak semudah itu—kecemburuan dari rekan kerja dan tekanan waktu membuat Siti dilema: memilih pekerjaan dengan upah tetap tapi harus berjauhan dengan Laila, atau kembali ke jalan agar tetap bersama anaknya. Di saat yang sama, muncul seseorang yang mengaku tahu keberadaan suaminya, mengguncang emosi Siti.
Akhirnya, Siti memilih untuk membangun hidup baru tanpa bergantung pada masa lalu. Dengan dukungan Bu Rina, ia mulai berjualan gorengan kecil-kecilan di dekat sekolah. Kehidupan perlahan membaik. Laila tumbuh sehat, dan senyum kecilnya kembali mengisi hari-hari Siti. Ia belajar bahwa hidup boleh keras, tapi harapan adalah langit yang tak pernah benar-benar tertutup, terutama untuk Laila.