Tahun 2009 adalah awal dari sebuah perjalanan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Dengan menggendong ransel yang sudah agak lusuh dan segenggam harapan, aku meninggalkan kota kelahiranku. Suara ibu yang memelukku erat di terminal bis antarkota masih terngiang dalam ingatan. Kota besar yang penuh janji dan tantangan itu menantiku. Entahlah, tak tahu apa yang akan kuhadapi, yang kutahu hanyalah aku harus mencoba.
Sesampainya di kota tujuan, aku menumpang di sebuah kontrakan sederhana yang terletak di dalam gang sempit. Bangunannya sudah tua, cat dindingnya mengelupas, dan suara hiruk-pikuk jalanan terdengar samar-samar dari kejauhan. Di situlah memulai hari-hari baruku. Di kamar kecil itu, aku menatap langit-langit yang berdebu, bertanya dalam hati apakah keputusan ini adalah langkah yang tepat.
Hari-hari awal terasa berat. Setiap pagi aku berjalan kaki menyusuri jalanan kota yang asing, membawa map berisi fotokopi lamaran kerja. Aku mengetuk banyak pintu, memasukkan surat lamaran ke berbagai perusahaan, toko, hingga rumah makan. Setiap penolakan membuatku semakin kuat, walau sesekali rasa ragu datang menyelinap di malam yang sunyi.
Hampir seminggu berada di kota ini, tak terasa uang tabungan yang kubawa makin menipis. Aku belajar hidup hemat — makan seadanya, mengandalkan mie instan dan air putih. Namun, di balik keterbatasan itu, aku menemukan kekuatan baru. Aku mulai berkenalan dengan tetangga sekitar, sesama perantau yang juga berjuang menggapai mimpi. Obrolan di malam hari sambil duduk di lantai kontrakan menjadi penguat semangat.
Suatu pagi, setelah berminggu-minggu mencari, aku mendapat panggilan wawancara. Rasanya seperti secercah cahaya di tengah kegelapan. Dengan pakaian terbaik yang kupunya, aku datang penuh harapan. Meski gugup, aku berusaha tampil percaya diri. Tak lama kemudian, aku diterima untuk sebuah pekerjaan sederhana — tapi bagi diriku saat itu, ini adalah awal yang luar biasa.
Dari situlah perjalanan hidupku di kota besar benar-benar dimulai. Kontrakan sempit yang dulu terasa pengap kini menjadi saksi bisu akan tekad dan keberanian. Tahun 2009 menjadi fondasi yang kuat dalam perjalanan hidupku. Kini, setiap kali aku melangkah maju, aku selalu mengingat masa itu — masa di mana aku memulai segalanya dari nol, dengan harapan yang tak pernah padam.
Tags
Cerita Kehidupan